Minggu, 25 Januari 2009

SEKTOR PERUMAHAN













Menurut UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman pasal 1 ayat (1), rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.

Tingkat Kepadatan Rumah Tiap RW

Kelurahan Arjosari Tahun 2008

RW

Jumlah Rumah

(unit)

Luas Lahan

(ha)

Kepadatan (unit/ha)

1

486

16,43

29,58

2

589

21,29

27,67

3

637

28,97

21,99

4

132

23,00

5,74

5

266

23,93

11,12

Total

2110

113,62

18,57

Sumber : Hasil Survey Primer Oktober 2008

  • KDB dan KLB Perumahan

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah perbandingan antara luas dasar bangunan dengan luas lahan persil per kavling. Koefisien dasar bangunan Kelurahan Arjosari adalah 40%-100%. Hal ini menyebabkan, di sekitar bangunan rumah seringkali tidak terdapat ruang terbuka, kurangnya penyinaran dan sirkulasi udara. Tingginya persentase KDB di Kelurahan Arjosari juga dipengaruhi oleh kepentingan masing-masing masyarakat untuk dapat memanfaatkan lahan perumahannya semaksimal mungkin.

Koefisien Lantai Bangunan (KLB), adalah perbandingan luas lantai total dengan luas lahan per kavling persil. Besarnya KLB mencerminkan jumlah lantai bangunan. Koefisien lantai bangunan perumahan di Kelurahan Arjosari berkisar antara 0,4 sampai dengan 2,4. Koefisien lantai bangunan yang relatif besar atau diatas 1 menunjukkan bahwa pada bangunan tersebut memiliki jumlah lantai lebih dari satu. Akibatnya pada kawasan-kawasan tertentu yang merupakan lokasi strategis yang menjadi orientasi kegiatan utama mengalami kepadatan bangunan relatif tinggi sehingga semakin tinggi laju perkembangan kegiatan dalam suatu lokasi.

Identifikasi dan Analisis Potensi Masalah

  1. Potensi yang terdapat di Kelurahan Arjosari

Potensi Kelurahan Arjosari yang dapat dikembangkan untuk memenuhi permintaan perumahan seiring pertambahan jumlah penduduk setiap tahunnya adalah lahan kosong. Luas lahan kosong di Kelurahan Arjosari sebesar 33,39 ha. Letak potensi untuk dibangun perumahan yaitu di RW 3, RW 4 dan RW 5. Potensi pembangunan perumahan ini juga didukung oleh kepemilikan lahan kosong yang ada di RW-RW yang berpotensi

  1. Permasalahan yang terjadi di Kelurahan Arjosari yaitu:

  1. Keberadaan rumah yang melanggar GSS di Kelurahan Arjosari yang terletak di sepanjang daerah aliran sungai diantaranya beberapa rumah di RW 1, RW 3,dan RW 5 yang berbatasan langsung dengan sungai (GSS=0-10 m). Rumah yang melanggar GSS ini memiliki resiko rawan bencana, seperti banjir atau longsor. Hal ini dapat terjadi dikarenakan:

    1. Tingkat penghasilan yang rendah menyebabkan masyarakat tidak memiliki banyak alternatif untuk memilih tempat tinggal.

    2. Tidak adanya peraturan yang memberikan sanksi tegas.

    3. Harga lahan yang terdapat di sempadan sungai yang sangat murah bahkan biasanya tanpa status kepemilikan yang pasti dijadikan alternatif untuk menekan biaya pemenuhan kebutuhan tempat tinggal.

    4. Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai peraturan tentang penggunaan lahan, terutama larangan membangun rumah di daerah sempadan sungai.

  1. Rumah semi permanen dan non permanen

Keberadaan rumah semi permanen dan non permanen menyebar di tiap-tiap RW dengan jumlah rumah semi permanen sebesar 74 unit rumah atau 3,51% dari total rumah yang ada di Kelurahan Arjosari. Sedangkan untuk rumah non permanen berjumlah 13 unit atau 0,62%. Rumah semi permanen paling banyak terdapat di RW 1 yaitu sebanyak 25 unit rumah karena memiliki dinding setengah tembok dan setengah bambu/ kayu, dilengkapi atap genteng, lantainya diplester/ keramik dan memiliki pondasi. Rumah non permanen paling banyak terdapat di RW 1 dan RW 3 yaitu sebanyak 5 unit rumah karena berdinding bambu/ kayu, dan beratap genteng ataupun selain genteng namun belum memiliki pondasi. Masih adanya rumah yang semi permanen dan non permanen disebabkan karena kondisi perekonomian yang kurang mampu, sehingga masyarakat membangun rumah masih dalam keadaan semi permanen dan non permanen.

  1. Rumah tidak sehat

Rumah tidak sehat di Kelurahan Arjosari berjumlah 288 rumah atau sekitar 13,6% dari total jumlah rumah yang ada. Rumah tidak sehat banyak terdapat di daerah yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi yaitu di RW 2. Rumah tidak sehat disebabkan karena berbagai faktor, yaitu faktor ekonomi, ketersediaan lahan yang terbatas, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya rumah sehat.


Peta Kondisi Perumahan Kelurahan Arjosari 2008










Peta Rencana Perumahan di Kelurahan Arjosari 2008-2018


Tidak ada komentar:

Posting Komentar