Minggu, 25 Januari 2009

STUDIO PERMUKIMAN KOTA 2008

STUDIO PERMUKIMAN KOTA 2008

Studio Permukiman Kota merupakan studio Pertama yang melakukan survey Lapangan dari 7 studio yang terdapat dalam Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota.

Didalam Studio Permukiman Kota, terdapat 6 Sektor yang dikaji, yaitu:

1. Tata Guna Lahan

2. Kependudukan

3. Sektor Perumahan

4. Sektor Sarana

5. Sektor Jalan

6. Sektor Drainase

7. Sektor Air Bersih

8. Sektor Sanitasi dan Sampah


Wilayah Studi untuk Studio Permukiman Kota 2008 di Kelurahan Arjosari Kecamatan Blimbing,Malang. ini adalah Peta Tata Guna Lahan di Kelurahan Arjosari 2008:















Tim yang telah Memperlancar Studio Permukiman Kota 2008

1. Tim Tata Guna Lahan











2. Tim Kependudukan
















3. Tim Laporan
















4.Tim Peta


















Thanks to:
  • ALLAH SWT
  • Dosen Pembimbing Studio Permukiman Kota 2008, yang telah membimbing dan memberi ilmu baru kepada kami semua.
  • Seluruh Staf di Kelurahan Arjosari
  • PWK'o7 (Khususnya Teman-teman semua Kelas B)
  • Semuanya


KEGIATAN di STUDIO ini.....

INi memORi SAat sTUdIO peRMUkiMAN koTA 2008....6 BuLAn bERJUaNG uNTUK mENyEleSAIkaN sTUDI kiTA di kELUraHAN arJOSARI ....SAAT senaNG, SEDIh, bERBEDA pENDAPAT, mARAhaN,dLL. iLMU DAn kENAngAN Yg KITA dApat DisIni........

Tim Peta MembuaT Peta DasaR









sAAt aKAN bRAnGKAT sURvEY aWaL










sURVEY laPAngAN








DiScUTIoN











nGERjaIn laPOraN+pETA..nGERjaR deADliNE














































KeLeLahan








sImuLASi pRA pREsENtASI










pRESEnTASi Di kAMpUS










PrENSeNtaSI dI KElUrahaN aRjOSARi








TIM LAporaN mENgERjaKAN LApoRAN yG sUdAH FIX unTUK dI EDiT



















sElESAiiii......aLLhaMDULilaH



SEKTOR PERUMAHAN













Menurut UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman pasal 1 ayat (1), rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.

Tingkat Kepadatan Rumah Tiap RW

Kelurahan Arjosari Tahun 2008

RW

Jumlah Rumah

(unit)

Luas Lahan

(ha)

Kepadatan (unit/ha)

1

486

16,43

29,58

2

589

21,29

27,67

3

637

28,97

21,99

4

132

23,00

5,74

5

266

23,93

11,12

Total

2110

113,62

18,57

Sumber : Hasil Survey Primer Oktober 2008

  • KDB dan KLB Perumahan

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah perbandingan antara luas dasar bangunan dengan luas lahan persil per kavling. Koefisien dasar bangunan Kelurahan Arjosari adalah 40%-100%. Hal ini menyebabkan, di sekitar bangunan rumah seringkali tidak terdapat ruang terbuka, kurangnya penyinaran dan sirkulasi udara. Tingginya persentase KDB di Kelurahan Arjosari juga dipengaruhi oleh kepentingan masing-masing masyarakat untuk dapat memanfaatkan lahan perumahannya semaksimal mungkin.

Koefisien Lantai Bangunan (KLB), adalah perbandingan luas lantai total dengan luas lahan per kavling persil. Besarnya KLB mencerminkan jumlah lantai bangunan. Koefisien lantai bangunan perumahan di Kelurahan Arjosari berkisar antara 0,4 sampai dengan 2,4. Koefisien lantai bangunan yang relatif besar atau diatas 1 menunjukkan bahwa pada bangunan tersebut memiliki jumlah lantai lebih dari satu. Akibatnya pada kawasan-kawasan tertentu yang merupakan lokasi strategis yang menjadi orientasi kegiatan utama mengalami kepadatan bangunan relatif tinggi sehingga semakin tinggi laju perkembangan kegiatan dalam suatu lokasi.

Identifikasi dan Analisis Potensi Masalah

  1. Potensi yang terdapat di Kelurahan Arjosari

Potensi Kelurahan Arjosari yang dapat dikembangkan untuk memenuhi permintaan perumahan seiring pertambahan jumlah penduduk setiap tahunnya adalah lahan kosong. Luas lahan kosong di Kelurahan Arjosari sebesar 33,39 ha. Letak potensi untuk dibangun perumahan yaitu di RW 3, RW 4 dan RW 5. Potensi pembangunan perumahan ini juga didukung oleh kepemilikan lahan kosong yang ada di RW-RW yang berpotensi

  1. Permasalahan yang terjadi di Kelurahan Arjosari yaitu:

  1. Keberadaan rumah yang melanggar GSS di Kelurahan Arjosari yang terletak di sepanjang daerah aliran sungai diantaranya beberapa rumah di RW 1, RW 3,dan RW 5 yang berbatasan langsung dengan sungai (GSS=0-10 m). Rumah yang melanggar GSS ini memiliki resiko rawan bencana, seperti banjir atau longsor. Hal ini dapat terjadi dikarenakan:

    1. Tingkat penghasilan yang rendah menyebabkan masyarakat tidak memiliki banyak alternatif untuk memilih tempat tinggal.

    2. Tidak adanya peraturan yang memberikan sanksi tegas.

    3. Harga lahan yang terdapat di sempadan sungai yang sangat murah bahkan biasanya tanpa status kepemilikan yang pasti dijadikan alternatif untuk menekan biaya pemenuhan kebutuhan tempat tinggal.

    4. Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai peraturan tentang penggunaan lahan, terutama larangan membangun rumah di daerah sempadan sungai.

  1. Rumah semi permanen dan non permanen

Keberadaan rumah semi permanen dan non permanen menyebar di tiap-tiap RW dengan jumlah rumah semi permanen sebesar 74 unit rumah atau 3,51% dari total rumah yang ada di Kelurahan Arjosari. Sedangkan untuk rumah non permanen berjumlah 13 unit atau 0,62%. Rumah semi permanen paling banyak terdapat di RW 1 yaitu sebanyak 25 unit rumah karena memiliki dinding setengah tembok dan setengah bambu/ kayu, dilengkapi atap genteng, lantainya diplester/ keramik dan memiliki pondasi. Rumah non permanen paling banyak terdapat di RW 1 dan RW 3 yaitu sebanyak 5 unit rumah karena berdinding bambu/ kayu, dan beratap genteng ataupun selain genteng namun belum memiliki pondasi. Masih adanya rumah yang semi permanen dan non permanen disebabkan karena kondisi perekonomian yang kurang mampu, sehingga masyarakat membangun rumah masih dalam keadaan semi permanen dan non permanen.

  1. Rumah tidak sehat

Rumah tidak sehat di Kelurahan Arjosari berjumlah 288 rumah atau sekitar 13,6% dari total jumlah rumah yang ada. Rumah tidak sehat banyak terdapat di daerah yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi yaitu di RW 2. Rumah tidak sehat disebabkan karena berbagai faktor, yaitu faktor ekonomi, ketersediaan lahan yang terbatas, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya rumah sehat.


Peta Kondisi Perumahan Kelurahan Arjosari 2008










Peta Rencana Perumahan di Kelurahan Arjosari 2008-2018


SEKTOR SARANA












Sarana Permukiman menurut Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia No 32/PERMEN/M/2006 adalah fasilitas penunjang, yang berfungsi untuk menyelenggarakan dan mengembangkan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. seperti fasilitas pemerintahan, pendidikan, pelayanan kesehatan, perbelanjaan, tempat ibadah, rekreasi dan kebudayaan, olah raga dan lapangan terbuka, serta ruang terbuka hijau.

Sarana di Kelurahan Arjosari

Sarana di Kelurahan Arjosari meliputi, sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana keamanan, sarana peribadatan, sarana RTH ( Ruang Terbuka Hijau) dan olahraga, sarana makam, sarana pemerintahan dan perkantoran, sarana perdagangan, sarana jasa, dan sarana sosial budaya.

Peta Eksisting Sarana Kelurahan Arjosari 2008









Peta Rencana Sarana di Kelurahan Arjosari 2008-2018




SEKTOR JALAN
















Berdasarkan PP No. 34/2006 Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

Kondisi Jalan di Kelurahan Arjosari

Jalan di Kelurahan Arjosari memiliki terdapat beberapa kriteria kondisi jalan. Kondisi jalan yang ada di Kelurahan Arjosari, Kecamatan Blimbing diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :

1. Baik Kriteria pengklasifikasian kondisi jalan baik di Kelurahan Arjosari adalah:

a. Tidak mengalami kerusakan seperti berlubang, pengelupasan aspal, peretakan, atau konstruksi hancur, tidak terdapat genangan air.

b. Pergerakan moda transportasi lancar dan tidak membahayakan pengguna jalan yang memanfaatkan fasilitas jalan tersebut.

Contoh jalan yang memiliki kriteria baik adalah Jalan Ahmad Yani, Jalan Raden Intan, Jalan Teluk Cendrawasih, Jalan Teluk Pelabuhan Ratu.

2. Cukup Kriteria pengklasifikasian kondisi jalan cukup di Kelurahan adalah :

a. Terdapat sedikit kerusakan, berupa sedikit lubang, sedikit pengelupasan aspal, sedikit peretakan, sedikit konstruksi jalan yang hancur dan terdapat sedikit genangan air pada waktu hujan dan akan cepat surut dalam waktu1 jam.

b. Kerusakan jalan yang tidak terlalu parah tidak berdampak besar terhadap kenyamanan aktifitas pengguna jalan maupun lingkungan di sekitar jalan.

Beberapa contoh jalan yang tergolong cukup terdapat pada jalan Teluk Etna, Jalan Teluk Mandar I, gang-gang pada Jalan Teluk Cendrawasih.

3. Rusak Kriteria pengklasifikasian kondisi jalan rusak adalah :

a. Terdapat banyak kerusakan jalan berupa lubang besar maupun kecil, pengelupasan aspal, peretakan dan konstruksi jalan yang hancur. Serta terdapat banyak genangan air di jalan yang berlubang pada saat hujan dan surut dalam waktu yang lama.

b. Kerusakan jalan yang sangat parah mengakibatkan ketidaknyamanan aktifitas pengguna jalan maupun lingkungan sekitar.

Kriteria jalan ini terdapat pada Jalan Teluk Etna V, Jalan Teluk Etna X serta jalan gang pelabuhan ratu.

Rencana jaringan jalan di Kelurahan terdiri dari Rencana Jangka Pendek dan Rencana Jangka Panjang. Beberapa bentuk rencana yang akan diajukan di Kelurahan Arjosari, antara lain:

  1. Rencana peningkatan hiraraki jalan

  2. Rencana perbaikan dan peningkatan kualitas perkerasan jalan

  3. Rencana penambahan dan perbaikan fasilitas pelengkap jalan

  4. Rencana penambahan jalan

  5. Rencana pengembangan jalan linkar timur

  6. Rencana akses pemadam kebakaran


Peta Eksisting Hirarki Jalan di Kelurahan Arjosari 2008















Peta Rencana Hirarki Jalan di Kelurahan Arjosari 2008-2018

SEKTOR DRAINASE

















Pengertian

Kata drainase berasal dari dari kata drainage yang artinya mengeringkan atau mengalirkan. Drainase merupakan sebuah sistem yang dibuat untuk menangani persoalan kelebihan air, baik kelebihan air yang berada di atas permukaan tanah maupun yang berada di bawah permukaan tanah. Kelebihan air dapat disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi atau akibat dari durasi hujan yang lama.

Robert J. Kodoatie (2003) dalam bukunya yang berjudul. Perencanaan Sistem Drainase menjelaskan fungsi dari drainase adalah sebagai berikut :

    1. Membebaskan suatu wilayah (terutama yang padat permukiman) dari genangan air, erosi dan banjir.

    2. Karena aliran lancar maka drainase juga berfungsi memperkecil risiko kesehatan lingkungan; bebas dari malaria (nyamuk) dan penyakit lainnya.

    3. Kegunaan tanah permukiman padat akan menjadi lebih karena terhindar dari kelembaban.

    4. Dengan sistem yang baik, tata guna lahan dapat dioptimalkan dan juga memperkecil kerusakan-kerusakan struktur tanah untuk jalan dan bangunan-bangunan lainnya.

Gambaran Umum Drainase Kelurahan Arjosari

Kelurahan Arjosari dilalui oleh Sungai Mewek. Saluran drainase yang dimiliki pada tiap-tiap RW yang ada di Kelurahan Arjosari ini mengalir ke arah Sungai Mewek. Sistem saluran di Kelurahan Arjosari menggunakan saluran terbuka dan campuran antara limbah rumah tangga dan air limpasan hujan.

Bentuk-bentuk saluran: 85% persegi, 12,5% lingkaran dan 2,5% setengah lingkaran dan trapesium. Sistem hirarki terdapat saluran tersier, saluran sekunder dan saluran primer. Kelurahan Arjosari bagi menjadi 5 daerah pengaliran air (Cathcment Area). Daerah pengaliran air adalah daerah tempat hujan mengalir menuju ke saluran. Biasanya ditentukan berdasarkan perkiraan dengan pedoman garis kontur. Pembagian catchment area didasarkan pada kesamaan arah aliran yang menuju ke saluran sekunder/ saluran pengumpul.

  1. Adapun potensi dan masalah drainase yang terdapat pada kelurahan arjosari adalah sebai berikut: RW 01

Permasalahan Drainase RW 01

Kelurahan Arjosari Kecamatan Blimbing

No

Permasalahan

Lokasi

1



2



3


4


Saluran drainase di depan SDN 1 Arjosari buntu, sehingga air meluap di badan jalan

Banjir berkala 10-13 tahun sekali yang menggenangi daerah permukiman di pinggir Kali Mewek RW 01

Selokan Jalan Banjir

Endapan dan sampah

Jalan Teluk Pelabuhan Ratu

Gang Belakang SDN 1 Arjosari, menuju pinggir Kali Mewek

Jalan Cendrawasih Depan PT. Pandu Mitra Selaras

Jalan menuju gapura Cendrawasih (Timur Jl. A Yani)


Potensi Drainase RW 01

Kelurahan Arjosari Kecamatan Blimbing

No

Potensi

Lokasi

1




2


Adanya RTH di samping SDN 1 arjosari sebagai daerah resapan air, untuk mengurangi resiko meluapnya air saluran.

Adanya RTH di RT`04 RW 01 sebagai daerah resapan air

Jl Teluk Pelabuhan Ratu.




Jl Cenderawasih.


  1. RW 02

Permasalahan Drainase RW 02

Kelurahan Arjosari Kecamatan Blimbing

No

Permasalahan

Lokasi

1




Limbah dari pabrik tempe yang menyebabkan saluran drainase di wilayah sekitar pabrik tersebut berbusa dan berbau busuk.

Gang jalan teluk cendrawasih, dekat sawah.

Potensi Drainase RW 02

Kelurahan Arjosari Kecamatan Blimbing

No

Potensi

Lokasi

1



2


3


Adanya area persawahan di RW 02 yang berdekatan dengan Kali Mewek sebagai daerah resapan air

Terdapat makam di RW 02 sebagai daerah resapan air di waktu hujan

Adanya inisiatif warga membersihkan saluran drainase, terutama menjelang musim penghujan

RW 02, pinggir Kali Mewek



RW 02, sebelah timur kantor desa, pinggir Kali Mewek

RW 02, Jl Teluk Pelabuhan Ratu, Jl Cenderawasih


  1. RW 03

Permasalahan Drainase RW 03

Kelurahan Arjosari Kecamatan Blimbing

No

Permasalahan

Lokasi

1



2



3

Saluran drainase di depan langgar Wakaf Al-Amin tersumbat, dan terdapat saluran tertutup tanpa bak kontrol.

Penyempitan saluran drainase gang depan SMK BM Arjun, sehingga membanjiri rumah dibelakangnya.

Saluran drainase terputus di persawahan belakang langgar Wakaf Al-Amin, sehingga merusak tanaman sawah.

Jalan Teluk Pelabuhan Ratu, samping gapura masuk RW 03.

Jalan Teluk Pelabuhan Ratu, gang depan SMK BM Arjun.


Lokasi persawahan belakang rumah warga.


Potensi Drainase RW 03

Kelurahan Arjosari Kecamatan Blimbing

No

Potensi

Lokasi

1


2


3


Adanya area persawahan di RW 03 dekat Kali Mewek sebagai daerah resapan air

Adanya inisiatif warga membersihkan saluran drainase, terutama menjelang musim penghujan

Makam di RW 03 sebagai daerah resapan air di waktu hujan

Jl Teluk Pelabuhan Ratu


RW 03, Jl Teluk Pelabuhan Ratu, Jl.Cenderawasih.

Jl.Cendrawasih, di wilayah perbatasan dengan Desa Balearjosari


  1. RW 04

Permasalahan Drainase RW 04

Kelurahan Arjosari Kecamatan Blimbing

No

Permasalahan

Lokasi

1




2.


Kondisi drainase di tiap kavling di perumahan Etna masih alami (belum terbangun), sehingga menimbulkan genangan saat hujan.

Saluran di beberapa kavling tidak mengalir, penuh limbah, dan tersumbat.

Perumahan Etna, RW 04




Perumahan Raden Intan,

RW 04

Potensi Drainase RW 04

Kelurahan Arjosari Kecamatan Blimbing

No

Potensi

Lokasi

1


Adanya beberapa kavling yang belum terbangun di sekitar perumahan Etna sehingga dapat menjadi daerah resapan air.

Jl Etna RW 04

  1. RW 05

Permasalahan Drainase RW 05

Kelurahan Arjosari Kecamatan Blimbing

No

Permasalahan

Lokasi

1

Saluran drainase di jembatan jalan teluk gorontalo mengalami penyumbatan oleh sisa material bangunan dan menjadi tempat penumpukan sampah

Jembatan Jalan teluk gorontalo RW 05.

Potensi Drainase RW 05

Kelurahan Arjosari Kecamatan Blimbing

No

Potensi

Lokasi

1


Adanya area persawahan di RW 05 dekat Kali Mewek sebagai daerah resapan air.

Jl Teluk Pacitan Selatan


Peta Eksisting Drainase di Kelurahan Arjosari 2008















Peta Rencana Drainase Kelurahan Arjosari 2008-2018

SEKTOR AIR BERSIH












Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. (Surat Keputusan Menteri Kesehatan no. 907 tahun 2002)

  1. GAMBARAN UMUM

Secara Umum kebutuhan air bersih masyarakat Kota Malang dipenuhi dari sistem perpipaan yang dilayani oleh PDAM dan sistem non perpipaan. Selama ini PDAM Kota Malang dalam pemenuhan kebutuhan air bersih berasal dari sumber air Kabupaten Malang sebesar 72%, Kota Batu 23%, dan Kota Malang sendiri sebesar 5% dengan menggunakan dua macam sistem aliran, yaitu Sistem Gravitasi dan Sistem Pompanisasi. Dalam memenuhi kebutuhan air bersih, penduduk Kelurahan Arjosari Kecamatan Blimbing menggunakan jasa PDAM dan non PDAM. Namun ada juga yang menggunakan keduanya. Adapun prosentase pengguna PDAM yaitu sebesar 28% sedangkan penggunan sumur sebesar 65,8%, pengguna keduanya yaitu sebesar 5,4% dan pengguna sumber lain sebesar 0,8%. Kebutuhan air bersih PDAM di wilayah Kelurahan Arjosari diperoleh dari sumber air baku Wendit II dan III yang disalurkan melalui pipa transmisi dengan menggunakan sistem sambungan langsung dan didistribusikan dengan pengambilan titik di Jalan Panji Suroso. Sistem pendistribusian menuju Kelurahan Arjosari menggunakan sistem pompanisasi. Adapun potensi dan masalah dalam penyediaan air bersih di Kelurahan Arjosari adalah :

  1. POTENSI

    • Sumber Air: Sumber air terdapat di RW 03 yang digunakan sebagian kecil warga RW 03 dan dialirkan melalui pipa menuju kran umum yang teletak di RT 07 RW 03 dan dilengkapi dengan fasilitas MCK umum yang kurang layak.

    • Sumur Komunal: Terdapat 7 sumur komunal, yang terletak 4 buah di RW 01, 3 buah di RW 02, 1 buah di RW 03, dan 1 buah di RW 05

MASALAH

  • Sebagian besar penduduk di beberapa wilayah seperti RW 01, RW 02, dan RW 03 merasa kesulitan dalam pengadaan jaringan pipa PDAM karena faktor ekonomi.

  • Kualitas air sumur pada RW 02 RT 05, RW 03 RT 04, dan RW 05 pada Perumahan Pondok Intan, buruk secara fisik yaitu berwarna kecoklatan dan keruh.

Peta Eksisting Pelayanan Air Bersih di Kelurahan Arjosari 2008















Peta Rencana Pelayanan Air Bersih di Kelurahan Arjosari 2008-2018